PEMBELAJARAN ANAK BERBAKAT
1. Ciri – Ciri Anak Berbakat
Definisi Anak Berbakat
·
Mereka
yang memiliki kemampuan-kemampuan yang unggul dan mampu memberikan prestasi
yang tinggi. Anak berbakat memerlukan pelayanan pendidikan khusus untuk
membantu mereka mencapai prestasi sesuai dengan bakat-bakat mereka yang unggul.
Bakat” (Apititude ) pada umumnya diartikan sebagai kemampuan bawaan, sebagai
potensi yang masih perlu dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Berbeda
dengan bakat, “kemampuan” merupakan daya untuk melakukan suatu tindakan sebagai
hasil dari pembawaan dan latihan. Kemampuan menunjukkan bahwa suatu tindakan
(performance) dapat dilakukan sekarang. Sedangkan bakat memerlukan latihan dan
pendidikan agar suatu tindakan dapat dilakukan dimasa yang akan datang. Bakat
dan kemampuan menentukan “prestasi” seseorang. Jadi prestasi itulah yang
merupakan perwujudan dari bakat dan kemampuan.
Ciri-ciri
anak berbakat menurut Martinson (1974) adalah sebagai berikut:
•
Gemar membaca pada usia lebih muda
•
membaca lebih cepat dan lebih banyak
• memiliki perbendaharaan kata yang
luas
• mempunyai rasa ingin tahu yang
kuat
• mempunyai minat yang luas, juga
terhadap masalah “dewasa”
• mempunyai inisiatif, dapat bekerja
sendiri
• menunjukkan keaslian
(orisinalitas) dalam ungkapan verbal
• memberi jawaban-jawaban yang baik
• dapat memberikan banyak gagasan
• luwes dalam berpikir
• terbuka terhadap rangsangan-rangsangan
dari lingkungan
• mempunyai pengamatan yang tajam
• dapat berkonsentrasi untuk jangka
waktu panjang, terutama terhadap tugas atau bidang yang diminati
• berpikir kritis, juga terhadap
diri sendiri
• senang mencoba hal-hal baru
• mempunyai daya abstraksi,
konseptualisasi, dan sintesis yang tinggi
• senang terhadap kegiatan
intelektual dan pemecahan masalah
• cepat menangkap hubungan-hubungan
(sebab akibat)
• berperilaku terarah kepada tujuan
• mempunyai daya imajinasi yang kuat
• mempunyai banyak kegemaran (hobi)
• mempunyai daya ingat yang kuat
• tidak cepat puas dengan
prestasinya
• peka (sensitif) dan menggunakan
firasat (intuisi)
• menginginkan kebebasan dalam
gerakan dan tindakan.
Sedangkan secara umum
ciri – ciri Anak Berbakat itu adalah sebagai berikut :
-
Intelektual/Belajar
Mudah menangkap pelajaran, ingatan baik,
perbendaharaan kata luas, penalaran tajam (berpikir logis-kritis, memahami
hubungan sebab-akibat), daya konsentrasi baik (perhatian tak mudah teralihkan),
menguasai banyak bahan tentang berbagai topik, senang dan sering membaca,
ungkapan diri lancar dan jelas, pengamat yang cermat, senang mempelajari kamus
maupun peta dan ensiklopedi.
Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.
Cepat memecahkan soal, cepat menemukan kekeliruan atau kesalahan, cepat menemukan asas dalam suatu uraian, mampu membaca pada usia lebih muda, daya abstraksi tinggi, selalu sibuk menangani berbagai hal.
-
Kreativitas
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya.
Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).
Dorongan ingin tahunya besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas) tinggi (tampak dalam ungkapan gagasan, karangan, dan sebagainya.
Dalam pemecahan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain), dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru, kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi).
-
Motivasi
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah "orang dewasa" (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya).
Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam waktu lama, tak berhenti sebelum selesai), ulet menghadapi kesulitan (tak lekas putus asa), tak memerlukan dorongan dari luar untuk berprestasi, ingin mendalami bahan/bidang pengetahuan yang diberikan, selalu berusaha berprestasi sebaik mungkin (tak cepat puas dengan prestasinya), menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah "orang dewasa" (misalnya terhadap pembangunan, korupsi, keadilan, dan sebagainya).
-
Pengamatan yang Siaga dan Cermat
Seorang
anak memperhatikan apa yang berlansung dalam lingkungannya. Ia melakukannya
tidak saja dengan gerak – gerik, tetapi juga melalui pandangan mata.
-
Bahasa
Anak
berbicara lebih cepat dibandingkan dengan anak – anak sebayanya. Ia mampu
menggunakan kata – kata yang lebih sulit dan kalimat – kalimat yang lebih
majemuk.
-
Keterampilan Motorik
Anak dapat menanggapi atau benda dengan lebih
tepat dan tidak cepat menjatuhkannya. Ia dapat membuat bangunan dalam permainan
balok atau kotak yang lebih sulit dan menempatkannya dengan keseimbangan yang
baik, misalnya pada pembuatan menara tinggi. Selain itu, juga tampak dalam
menggambar dan berolahraga.
-
Membaca
Sudah
dapat membaca sebelum masuk sekolah dasar, dan biasanya belajar sendiri. Ketika
masih bayi, tidak pernah memegang buku gambar terbalik. Gambar – gambar itu pun
sepertinya dibaca dari kiri ke kanan.
-
Matematika
Seperti
halnya membaca, keterampilan matematika dimulai dengan memahami konsep – konsep
yang mendasarinya. Anak cepat menunjukkan perhatian terhadap waktu, ukuran dan
hitung – menghitung. Anak banyak mengajukan pertanyaan tentang berapa lama,
berapa banyak dan pertanyaan – pertanyaan sejenisnya. Anak cepat mengingat hari
– hari ulang tahun, usia seseorang dan hal – hal yang berhubungan dengan angka.
-
Ingatan
Anak
mempunyai ikatan yang baik tentang pengalaman atau pengetahuan yang diperoleh.
Anak ingin mengetahui sesuatu dan sering bertanya tentang hal – hal yang tidak
diperhatikan oleh orang lain.
-
Rasa Ingin Tahu dan Keuletan
Dalam
hal – hal mengajukan pertanyaan, anak tidak sekedar bertanya mengenai siapa
atau apa yang terjadi, tetapi juga bagaimana dan sebagainya. Untuk memperoleh
jawabannya, anak sangat gigih dan keras hati.
-
Semangat
Mereka
biasanya menunjukkan semangat dan energi yang sangat besar. Oleh karena itu,
tidak mengherankan jika minat dan kegiatannya beragam hingga mengakibatkan
kurang tidur.
-
Persahabatan
Mereka
menyukai teman – teman yang lebih tua atau senang bersama orang dewasa.
2. Implikasi dalam Pembelajaran (Teori
Barbe dan Renzulli)
Menjelaskan dan
menerapkan teori anak berbakat dari Barbie dan Renzulli
·
Menurut definisi yang dikemukakan Joseph
Renzulli (1978), anak berbakat memiliki pengertian, “Anak berbakat merupakan
satu interaksi diantara tiga sifat dasar manusia yang menyatu ikatan terdiri
dari kemampuan umum dengan tingkatnya di atas kemampuan rata- rata, komitmen
yang tinggi terhadap tugas dan kreativitas yang tinggi.
-
High Potential Ability (Kecerdasan
Tinggi) Standard yang ditetapkan untuk anak berbakat oleh Diknas tahun 2003
adalah 140 . Kalau hasil tes menunjukkan IQ anak mencapai 140 ke atas, maka
anak itu otomatis disebut gifted child. Tetapi kemudian muncul pembagian
tertentu untuk anak berbakat dilihat dari IQnya. Keberbakatan ringan (IQ 115 –
129), keberbakatan sedang (IQ 130 – 144), keberbakatan tinggi (IQ 145 ke atas).
-
Task Commitment adalah sejauh mana
tanggung jawab dalam meyelesaikan tugas. Tidak hanya tugas dari sekolah tapi
juga tugas di rumah. Task commitment dapat diukur melalui tes tertentu yang
hanya boleh dilakukan oleh psikolog. Task commitment ini mencakup tanggung
jawab, motivasi, keuletan, kepercayaan diri, memiliki tujuan yang jelas sebelum
melakukan sesuatu dan kemandirian.
-
Kreativitas bisa diartikan sebagai
kemampuan untuk menciptakan hal-hal baru atau kemampuan untuk membuat
kombinasi-kombinasi baru dari yang sudah ada. Kreativitas dapat dinilai dari 4
hal, produk, pribadi, proses dan pencetus / penghambat. Suatu produk dikatakan
kreatif kalau produk itu baru, berbeda dari yang sudah ada, lebih baik dari
yang lain dan tentu saja berguna. Sifat pribadi kreatif yang lain adalah
terbuka pada hal-hal baru, punya rasa ingin tau yang besar, ulet, mandiri,
berani mengambil resiko, berani tampil beda, percaya diri dan humoris.
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).
Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.
Anak berbakat ialah anak yang memiliki kecakapan dalam mengembangkan gabungan ketiga sifat ini dan mengaplikasikan dalam setiap tindakan yang bernilai. Anak-anak yang mampu mewujudkan ketiga sifat itu masyarakat memperoleh kesempatan pendidikan yang luas dan pelayanan yang berbeda dengan program-program pengajaran yang reguler (Swssing, 1985).
Pengertian lain menyebutkan bahwa anak gifted adalah anak yang mempunyai potensi unggul di atas potensi yang dimiliki oleh anak-anak normal. Para ahli dalam bidang anak-anak gifted memiliki pandangan sama ialah keunggulan lebih bersifat bawaan dari pada manipulasi lingkungan sesudah anak dilahirkan.
-
Anak
yang memiliki bakat istimewa sering kali memiliki tahap perkembangan yang tidak
serentak. Ia dapat hidup dalam berbagai usia perkembangan, misalnya: anak
berusia tiga tahun, jika sedang bermain ia terlihat seperti anak seusianya,
tetapi jika sedang membaca ia menampilkan sikap seperti anak berusia 10 tahun,
jika mengerjakan soal matematika ia seperti anak berusia 12 tahun, dan jika
berbicara seperti anak berusia lima tahun.
-
Perlu
dipahami adalah bahwa anak berbakat umumnya tidak hanya belajar lebih cepat,
tetapi juga sering menggunakan cara yang berbeda dari teman-teman seusianya.
Hal ini tidak jarang membuat guru di sekolah mengalami kewalahan, bahkan sering
merasa terganggu dengan anak-anak seperti itu. Di samping itu anak berbakat
istimewa biasanya memiliki kemampuan menerima informasi dalam jumlah yang besar
sekaligus. Jika ia hanya mendapat sedikit informasi maka ia akan cepat menjadi
"kehausan" akan informasi.
Implikasi
bagi guru anak berbakat disimpulkan oleh Barbie dan Renzulli (1975) sebagai
berikut:
• guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
• guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
• guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
• Guru memberikan tantangan daripada tekanan
• Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
• Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
• Guru harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
• Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak
Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:
• anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
• Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya
• Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
• Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
• Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.
• guru perlu memahami diri sendiri, karena anak yang belajar tidak hanya dipengaruhi oleh apa yang dilakukan guru, tetapi juga bagaimana guru melakukannya.
• guru perlu memiliki pengertian tentang keterbakatan
• guru hendaknya mengusahakan suatu lingkungan belajar sesuai dengan perkembangan yang unggul dari kemampuan-kemampuan anak.
• Guru memberikan tantangan daripada tekanan
• Guru tidak hanya memperhatikan produk atau hasil belajar siswa, tetapi lebih-lebih proses belajar.
• Guru lebih baik memberikan umpan balik daripada penilaian
• Guru harus menyediakan beberapa alternatif strategi belajar
• Guru hendaknya dapat menciptakan suasana di dalam kelas yang menunjang rasa harga diri anak serta dimana anak merasa aman dan berani mengambil resiko dalam menentukan pendapat dan keputusan.
Peran Orang Tua dalam Memupuk Bakat dan Kreativitas Anak
Orang tua yang bijaksana dapat membedakan antara memberi perhatian terlalu banyak atau terlalu sedikit, antara memberi kesempatan kepada anak untuk mengembangkan bakat dan minatnya dan memberi tekanan untuk berprestasi semaksimal mungkin.
Ada beberapa hal yang memudahkan orang tua agar lebih mantap dalam menghadapi dan membina anak berbakat (Ginsberg dan Harrison, 1977; Vernon, 1977) diantaranya adalah:
• anak berbakat itu tetap anak dengan kebutuhan seorang anak. Jika ada anak-anak lain dalam keluarga, janganlah membandingkan anak berbakat dengan kakak-adiknya atau sebaliknya.
• Sempatkan diri untuk mendengarkan dan menjawab pertanyaan-pertanyaannya
• Berilah kesempatan seluas-luasnya untuk memuaskan rasa ingin tahunnya dengan menjajaki macam-macam bidang, namun jangan memaksakan minat-minat tertentu.
• Berilah kesempatan jika anak ingin mendalami suatu bidang, karena belum tentu kesempatan itu ada di sekolah.
• Kerjasama Antara Keluarga, Sekolah dan Masyarakat
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama keluarga (orang tua), sekolah, dan masyarakat. Keluarga dan sekolah dapat bersama-sama mengusahakan pelayanan pendidikan bagi anak berbakat, misalnya dalam memandu dan memupuk minat anak. Tokoh-tokoh dalam masyarakat dapat menjadi “tutor” untuk anak berbakat yang mempunyai minat yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
S.C.U.
Munandar. (1992). Mengembangkan Bakat
dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.1992.
Prof.
Dr. Ir. Andi Hakim Nasution, dkk. (1982). Anak-Anak
Berbakat Pembinaan dan Pendidikannya. Jakarta: CV. Rajawali.
Hasan, Maimunah.
(2009). PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini).
Jogjakarta: DIVA Press.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar