KEBUTUHAN GIZI ANAK
1. KOMPOSISI MAKANAN
Komposisi makanan sehat :
·
KARBOHIDRAT
6 bulan : Tepung beras, tepung meizena, biskuit.
6 bulan : Tepung beras, tepung meizena, biskuit.
Berangsung – angsur minggu
perminggu : Kentang, ubi merah, jagung, roti, oat meal, nasi (bubur atau tim)
Cara masak :
Tepung dimasak dengan air
sampai matang baru masukkan susu (formula atau ASI) Kentang, ubi, jagung manis
disisir, dikukus. Haluskan, campurkan susu, tambahkan parutan kejuRoti tambaah
susu, blenderOat meal dimasak dengan air sampai lembut. Matikan api masukkan
susu.
·
PROTEIN – LEMAK – IKAN
6-8 bulan : Susu, yoghurt,
kuning telur (ambil setelah telur direbus), keju parut, kacang merah, kacang
hijau, tempe, tahu, ayam cincang (tanpa kulit), daging cincang (pilih daging
tanpa lemak, cincang sendiri).
Cara masak :
Yoghurt dimakan dengan buah.
Ayam, daging ikan juga bisa. dan tahu tempe dimasak bersama makaroni atau
dikukus, campurkan dengan kentang, jagungMakan disertai sup. Buat sup bening
biasa (ayam/daging), sup krim jagung, sup kacang merah/hijau, blender, campur
susu.
·
SAYUR
Usia 6 bulan : Kacang polong,
wortel, brokoli, bayam, labu siam, kangkung, buncis, kembang kol, sawi hijau.
Cara masak : Sayur dikukus,
dihancurkan, atau di blender.
·
VITAMIN – MINERAL
Usia 9 bulan : Buah pisang, jeruk, pepaya, pear, apel, melon,
semangka, mangga, alpukat.
Cara masak : Pear atau apel
sebaiknya dikukus.
2.
KECEKUPUN GIZI YANG DIANJURKAN
Defenisi kecekupan
gizi yang dianjurkan : Banyak masing – masing zat gizi yang harus terpenuhi
dari makanan untuk mencakup hampir semua orang sehat,. Kecukupan gizi
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, aktivitas, berat dan tinggi badan,
genetika, serta keadaan hamil dan menyusukan. Kebutuhan gizi yang dianjurkan
agak berbeda dengan kebutuhan gizi (requirement)
Kecukupan gizi adalah rata-rata
asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua
(97,5%) orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan fisiologis
tertentu. Nilai asupan zat gizi harian yang diperkirakan dapat memenuhi
kebutuhan gizi mencakup 50% orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin, dan
fisiologis tertentu disebut dengan kebutuhan gizi.
Standar kecukupan gizi di
Indonesia pada umumnya masih menggunakan standar makro, yaitu kecukupan kalori
(energi) dan kecukupan protein, sedangkan standar kecukupan gizi secara mikro
seperti kecukupan vitamin dan mineral belum banyak diterapkan di Indonesia.
Kecukupan energi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, status fisiologis, kegiatan, efek termik, iklim, dan adaptasi.
Untuk kecukupan protein dipengaruhi oleh faktor-faktor umur, jenis kelamin,
ukuran tubuh, status fisiologi, kualitas protein, tingkat konsumsi energi dan
adaptasi.
Angka kecukupan gizi rata-rata
yang dianjurkan pada masing-masing orang per hari bervariasi tergantung pada
umur, jenis kelamin, dan keadaan fisiologis individu tersebut. Pada anak usia
0-6 bulan, kecukupan energi dan proteinnya masing-masing sebesar 550 Kalori dan
10 gram. Semakin bertambah umur, kecukupan gizi makro berupa energi dan protein
dan zat gizi mikro juga bertambah.
Pada anak usia 7-9 tahun,
kecukupan energinya meningkat menjadi 1800 Kalori dan kecukupan proteinnya
sebesar 45 gram. Remaja dan dewasa pria memiliki angka kecukupan gizi yang
lebih besar dibandingkan dengan wanita. Selain itu, keadaan fisologis juga
sangat berpengaruh terhadap angka kecukupan gizi individu. Pada wanita hamil,
kecukupan energinya bertambah 180 Kalori pada saat trimester 1, dan pada
trimester 2 serta 3 bertambah 300 Kalori dari kecukupan energi wanita yang
tidak hamil pada usia yang sama. Kecukupan protein pada wanita hamil juga
mengalami kenaikan, yakni sebesar 17 gram dari kecukupan protein wanita normal.
Angka Kecukupan Gizi
(AKG) yang dianjurkan didasarkan pada patokan berat badan untuk masing-masing
kelompok umur, gender, dan aktifitas fisik. Dalam penggunaannya bila kelompok
penduduk yang dihadapi mempunyai rata-rata berat badan yang berbeda dengan
patokan, maka perlu dilakukan penyesuaian. Bila berat badan kelompok penduduk
tersebut dinilai terlalu kurus, maka AKG dihitung berdasarkan berat badan
idealnya. AKG yang dianjurkan tidak dipergunakan untuk perorangan atau
individu, namun lebih menggambarkan kelompok penduduk/masyarakat. Angka
Kecukupan gizi dianjurkan digunakan untuk tujuan seperti :
a. Merencanakan
dan menyediakan suplai pangan untuk penduduk atau kelompok penduduk; perlu
diketahui pola pangan dan distribusi penduduk.
b. Menginterpretasikan
data konsumsi makanan perorangan atau kelompok; perlu ditetapkan patokan berat
badan untuk masing-masing gender, dan bila menyimpang dari patokan berat badan
dilakukan.
c. penyesuaianPerencanan
pemberian makanan di institusi, seperti rumah sakit, sekolah, industri, asrama,
dan lain-lain.
d. Menetapkan
standar bantuan pangan; misalnya dalam keadaan darurat, dan untuk kelompok
penduduk yang berisiko seperti balita, anak sekolah, ibu hamil.
e. Menilai
kecukupan persediaan pangan nasional.
f. Merencanakan program penyuluhan gizi.
g. Mengembangkan
produk pangan baru di industry.
h. Menetapkan
pedoman untuk keperluan labeling gizi pangan.
Langkah pertama dalam penyusunan
AKG adalah menetapkan kebutuhan faali rata-rata penduduk yang sehat dan
mewakili tiap golongan umur dan gender menurut kriteria yang telah ditetapkan.
Untuk itu, perlu diketahui perbedaan-perbedaan di dalam tiap golongan yang
memungkinkan perkiraan jumlah yang perlu ditambahkan pada kebutuhan rata-rata untuk
memenuhi kebutuhan sesungguhnya semua orang sehat. Karena alasan mahal dan
perlu waktu lama eksperimen tersebut tidak dilakukan, hanya digunakan perkiraan
kebutuhan dan variasinya berdasarkan informasi yang terbatas. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam penyusunan AKG, seperti :
a.
Adanya variasi individual masing-masing orang
yang mempengaruhi utilisasi zat gizi oleh tubuh.
b.
Adanya
perbedaan komposisi zat gizi yang terkandung dalam setiap sumber makanan.
c.
Adanya saling mempengaruhi antar zat gizi dalam
tubuh.
d.
Adanya perubahan komposisi zat gizi akibat
proses pemasakan, atau pengolahan sampai makanan siap dikonsumsi.
Nilai AKG untuk semua zat
gizi kecuali energi ditetapkan selalu lebih tinggi daripada kecukupan rata-rata
sehingga dapat dijamin, bahwa kecukupan hampir seluruh penduduk terpenuhi. Oleh
karena itu asupan dibawah nilai AKG tidak selalu berarti tidak cukup, tetapi
makin jauh di bawah nilai tersebut risiko untuk memperoleh asupan tidak cukup
meningkat. Khusus untuk energi, nilai kecukupannya ditaksir setara dengan nilai
pakainya sebab asupan energi yang kurang maupun lebih dari nilai pakainya akan
memberikan dampak pada terganggunya kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Sunita Almatsier, 2005. Prinsip
Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Darwin Karyadi, Muhilal. Kecukupan gizi yang dianjurkan. Jakarta: Gramedia. 1985.
hal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar